Teman - teman kali ini saya akan memberikan
pengetahuan seputar sistem pernapasan pada makhluk hidup dan salah satunya
adalah manusia :
Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus
untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai
limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukatan gas antara
oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus
berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal
dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh
gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan
yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di paru-paru berfungsi
sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.
Jalannya Udara Pernapasan
1. Udara masuk melalui lubang hidung
2. melewati nasofaring
3. melewati oralfarink
4. melewati glotis
5. masuk ke trakea
6. masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus
7. masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus
8.udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)
Jalannya Udara Pernapasan
1. Udara masuk melalui lubang hidung
2. melewati nasofaring
3. melewati oralfarink
4. melewati glotis
5. masuk ke trakea
6. masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus
7. masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus
8.udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)

pertukaran udara yang
sebenarnya hanya terjadi di alveoli. Dalam paru-paru orang dewasa terdapat
sekitar 300 juta alveoli, dengan luas permukaan sekitar 160 m2 atau sekitar 1
kali luas lapangan tenis, atau luas 100 kali dari kulit kita.
Nasal (Hidung)
Hidung merupakan organ
pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Didalam rongga hidung terdapat
rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara yang masuk, lendir
berguna untuk melembabkan udara, dan konka untuk mengangatkan udara pernapas
Faring
Faring merupakan
percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring) yang merupakan
saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oralfaring) yang merupakan
saluran pencernaan.
Laring (pangkal
tenggorokkan)
merupakan bagian pangkal
dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusu atas tulang rawan yang berupa
lempengan dan membentuk struktur jakun. Diatas laring terdapat katup
(epiglotis) yang akan menutup saat menelan. Katup berfungsi mencegah makanan
dan minuman masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal larink terdapat selaput
suara. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru

Trakea
(tenggorokan)
Batang tenggorokan terletak
di daerah leher didepan kerongkongan. Batang tenggorokkan berbentuk pipa dengan
panjang 10 cm. dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam berupa
epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang
rawan dan berotot polos. lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin
tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan bentuk pipa dari batang
tenggorokkan, sedangkan selaput lendir yang sel-selnya berambut getar berfungsi
menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. Akibat
tolakan secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.
Bronchus (cabang
tenggorokkan)
Ujung tenggorokkan
bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus kanan.
Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebelah kiri. kedua
bronchus masing-masing masuk kedalam paru-paru. Didalam paru-paru bonchus
bercabang menjadi bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-paru.
bronchus sebelah kanan bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri
bercabang menjadi 2 bronchiolus. Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke
dalam gelembung paru-paru yang disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung
banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen yang berada dalam alveolus
berdifusi masuk ke dalam darah.
Pulmo (alveolus)
Paru-paru terletak dalam
rongga dada diatas diafraghma. Diafraghma adalah sekat rongga badan yang
membatasi rongga dada dengan rongga perut.
Paru-paru terdiri dari dua
bagian yaitu paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru
kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri terdiri atas 2 gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh 2
buah selaput yang disebut selaput pleura. Selaput pleura sebelah luar yang
berbatasan dengan dinding bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal,
sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua
selaput terdapat rongga pleura yang berisi cairan pleura yang berfungsi untuk
mengatasi gesekan pada saat paru-paru mengembang dan mengempis.

Bernafas berkaitan dengan keluar masuknya udara melalui alat-alat pernapasan. Bernapas meliputi proses inspirasi (memasukkan udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara).Untuk dapat terlaksananya proses inspirasi dan ekspirasi, kita perlu mengenal beberapa organ tubuh diluar alat pernapasan yang berkaitan dengan proses pernapasan, diantaranya:
1. Diafraghma
Merupakan sekat rongga dada yang membatasi antara rongga dada dengan rongga perut. Rongga dada berisi paru-paru dan jantung, sedangkan rongga perut berisi lambung dan alat-alat pencernaan lainnya).
2. Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis)
Merupakan otot tempat melekatnya tulang rusuk. otot ini akan berkontraksi atau relasasi saat terjadi proses pernapasan.permukaan bagian dalan rongga dada dan permukaan luar dari paru-paru dilapisi oleh membran pleura. membran pleura yang melapisi bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang melapisi paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua membran terdapat rongga pleura yang berisi cairan getah bening.
Mekanisme bernapas
Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk pernapasan perut.
Mekanisme pernapasan dada
1. Fase Inspirasi pernapasan dada
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru
2. Fase ekspirasi pernapasan dada
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
mekanisme pernapasan perut
1. Fase inspirasi pernapasan perut
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk
2. Fase ekspirasi pernapasan perut
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

Udara pernapasan
Oksigen yang masuk dan keluar melalui alat-alat pernapasan disebut udara pernapasan. Udara pernapasan pada manusia dibedakan menjadi enam macam, yaitu:
1. Udara pernapasan biasa (volume tidal) --> VT
Merupakan udara yang masuk dan keluar paru-paru pada saat pernapasan biasa. Volume udara yang masuk dan keluar sebanyak 500 ml
2. Udara cadangan inspirasi (udara komplementer) --> UK
Merupakan udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru secara maksimal, setelah melakukan inspirasi normal. Besarnya udara komplementer adalah 2500 - 3000 ml
3. Udara cadangan ekspirasi (udara suplementer) --> US
Merupakan udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru-paru secara maksimal setelah melakukan ekspirasi biasa. Besarnya udara suplementer adalah 1250 - 1300 ml
4. Udara residu --> UR
merupakan udara yang tersisa di dalam paru-paru, yang berfungsi untuk menjaga agar paru-paru tetap dalam keadaan mengembang. besarnya udara residu adalah 1200 ml.
Sistem Pernapasan Amfibi
Untuk contoh amfibi kita ambil katak. Katak mengalami
metamor-fosis. Perkembangan katak dimulai dari telur kemudian menetas menjadi
berudu. Berudu akan mengalami metamorposis menjadi katak kecil yang selanjutnya
akan tumbuh menjadi katak dewasa.
Dalam bentuk berudu (kecebong) hidupnya di air, bernapas
dengan insang dan kulit. Katak dewasa biasa hidup di darat, dan bernapas dengan
paru-paru dan kulit. Cara pengambilan oksigen dapat melalui kulit dan selaput
mulutnya.
Berudu mempunyai tiger pasang insang luar yang
letaknya di be-lakang kepala. Insang luar dibentuk dari lembaran-lembaran kulit
luar dan banyak mengandung kapiler darah. Dengan menggetarkan insang-insang ini
maka pergantian air selalu terjadi dan oksigen yang terlarut dapat berdifusi ke
dalam pembuluh-pembuluh kapiler darah. Setelah__ berudu berusia ± 9 hari maka
terbentuklah insang dalam. Insang dalam ini juga berfungsi seperti insang luar.
(Lihat Gambar dibawah).
alat pernapasan berudu
Setelah katak dewasa, is hidup di darat dan bernapas
dengan paru-paru. Kulitnya tipis, banyak menghasi]kan lendir, dan banyak
mengandung kapiler darah. Pada waktu berada di dalam
air kulit inilah yang berfungsi untuk bernapas. Oksigen dalam air dapat
berdifusi masuk ke dalam pembuluh kapiler darah kulit. (lihat gambar dibawah)
pernapasan pada katak dewasa
Kulit di rahang bawah selalu digerak-gerakkan yang
maksudnya untuk memompa udara masuk ke paru-paru. Gelembung paru-paru banyak
mengandung kapiler darah. Di situlah terjadi pertukaran gas. Oksigen diserap,
karbon dioksida dan uap air dikeluarkan.
Sistem pernapasan pada serangga:

Corong hawa (trakea) adalah alat
pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea
bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton) yang
disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis
zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel
men punyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
men punyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Gambar. Trakea pada serangga
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel.
Kemudian udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya
pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga
dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak
berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini
mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan
(transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga,
misalnya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi maka
trakea mexrupih sehingga udara kaya COZ keluar. Sebaliknya, jika otot perut
belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan
udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara
di luar yang kaya 02 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut OZ dan
mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi
untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi
mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan
sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik
nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air
untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung
udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang
menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung
dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang
mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau
pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari
cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
Pernafasan pada
tumbuhan dapat dibedakan menjadi
dua yaitu aerob dan anaerob, pernafasan aerob memerlukan oksigen O2, sedangkan
pernafasan anaerob tiidak memerlukan oksigen, untuk pernafasan anaerob
dibedakan menjadi obligatif dan fakultatif, pernafasan anaerob obligatif mutlak
memerlukan oksigen sedangkan anaerob fakultatif dapat berlangsung tanpa atau
dengan oksigen.
1. Pernafasan tumbuhan tingkat tinggi
Pernafasan pada tumbuhan tingkat tinggi berlangsung
secara aerob, pada pernafasan ini terjadi proses pembebasan energi dari sari
makanan di dalam sel tubuh melalui proses oksidasi biologis, Oksidasi biologis
ada;ah suatu reaksi antara sari makanan dengan oksigen yang menghasilkan karbon
dioksida ( CO2 ), air ( H2O) dan energi.Reaksikiia ini merupakan reaksi
enzimatis, enzim berperan sebagai katalisator ( pemercepat proses reaksi )
Energi yang dihasilkan dari pernafasan digunakan oleh
tumbuhan untuk mewlakukan berbagai kegiatan hidupnya, misalnya untuk
pertumbuhan dan melakukan kegiatan di dalam hidupnya, misalnya untuk
pertumbuhan,, pembentukan protein mengangkut mineral dari dalam tanah,
berkembang biak,serta melakukan proses fotosintesis
2. Pernafasan pada tumbuhan tingkat
rendah
Pernafasan pada tumbuhan tingkat rendah ada yang
aaerob dan ada yang anaerob.Pernafasan anaerob disebut juga dengan fermentasi (
proses pengubahan senyawa utama menjadi senyawa bentuk lain dengan bantuan
enzim ) , misalnya proses pembentukan alkohol dari glukosa denganbantuan jamur
ragi ( Saccharomyces ) seperti pembuatan tempe.
Rabu, 03 November 2010
1. Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran
pernapasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada
paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.
Asbestos
terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika
terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut.
Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi
paru-paru).
Penyebab,
Menghirup
serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam
paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang
dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya
pemaparan dan jumlah serat yang terhirup. Pemaparan asbes bisa ditemukan di
industri pertambangan dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya.
Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa terjadi dari partikel yang
terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.
Penyakit-penyakit
yang disebabkan oleh asbes diantaranya:
Plak pleura
(klasifikasi), Mesotelioma
maligna, Efusi
pleura.
Penyembuhan,
Pengobatan
suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari
paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi.
Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan
oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui selang plastik yang
dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma
berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor
tidak menyembuhkan kanker.
Pencegahan,
Asbestosis
dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja.
Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang
ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi
pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
Untuk
mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang
berhubungan dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna
menghindari sumber penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan
setiap pekerja untuk mencuci pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya
dengan pakaian bersih untuk kembali ke rumah. Sehingga semua pakaian kerja
tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja membersihkan diri atau mandi sebelum
kembali kerumah masing-masing.
2. Asma
Asma adalah suatu keadaan di mana
saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan
tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara.
Penyebab,
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon
terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran
pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti
serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga. Pada suatu
serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang
melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan
(inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan
memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan
penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat
bernafas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga
bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di
sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang
menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir
- perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan
tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing
(alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau
bulu binatang.
Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu.
Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada
dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin
dan leukotrien.
Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di dalam saluran udara penderita
asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan
penyempitan saluran udara.
Pengobatan,
Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal.
Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan
rutin untuk mencegah serangan.
Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi
serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang
mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran
udara oleh reseptor beta-adrenergik.
Bronkodilator yang yang bekerja pada semua reseptor
beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut
jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot.
Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama
ditemukan di dalam sel-sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping
terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan
lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada
semua reseptor beta-adrenergik.
Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi
efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru
memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat,
maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan.
Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang
dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat
langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak
dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator
per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi
memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat.
Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline.
Theophylline biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai
bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet
long-acting.
Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan
secara intravena (melalui pembuluh darah).
Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus
dipantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan
efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal
atau kejang. Pada saat pertama kali mengkonsumsi theophylline, penderita bisa
merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya
hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis yang lebih
besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi
(jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi
(kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang.
Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam
mengurangi gejala asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap
corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan
asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.
Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu
untuk mengurangi serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang
biasanya diberikan inhaler corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang
sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian
tubuh lainnya. Corticosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang
hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma.
Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan
dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran
udara. Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk
mengobati serangan. Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma
karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum
secara teratur meskipun penderita bebas gejala.
Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja
dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan
di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan
pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengkonsumsi
agonis reseptor beta2-adrenergik.
Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton)
merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah
aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang
menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma).
Pencegahan,
Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa
dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum
obat sebelum melakukan olah raga.
3. Bronkientasis
Bronkientasis adalah suatu
perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernapasan yang besar.
Bronkiektasis bukan merupakan penyakit tunggal, dapat terjadi melalui
berbagai cara dan merupakan akibat dari beberapa keadaan yang mengenai dinding
bronkial, baik secara langsung maupun tidak, yang mengganggu sistem
pertahanannya. Keadaan ini mungkin menyebar luas, atau mungkin muncul di satu
atau dua tempat.
Secara khusus, bronkiektasis menyebabkan pembesaran pada bronkus yang
berukuran sedang, tetapi bronkus berukuran kecil yang berada dibawahnya sering
membentuk jaringan parut dan menyempit. Kadang-kadang bronkiektasis terjadi
pada bronkus yang lebih besar, seperti yang terjadi pada aspergilosis
bronkopulmoner alergika (suatu keadaan yang disebabkan oleh adanya respon
imunologis terhadap jamur Aspergillus).
Dalam keadaan normal, dinding bronkus terbuat dari beberapa lapisan yang
ketebalan dan komposisinya bervariasi pada setiap bagian dari saluran
pernapasan. Lapisan dalam (mukosa) dan daerah dibawahnya (submukosa) mengandung
sel-sel yang melindungi saluran pernapasan dan paru-paru dari zat-zat yang
berbahaya. Sel-sel ini terdiri dari:
sel penghasil lendir
sel bersilia, yang memiliki rambut getar untuk membantu menyapu
partikel-partikel dan lendir ke bagian atas atau keluar dari saluran pernapasan
sel-sel lainnya yang berperan dalam kekebalan dan sistem pertahanan
tubuh, melawan organisme dan zat-zat yang berbahaya lainnya.
Struktur saluran pernapasan dibentuk oleh serat elastis, otot dan
lapisan kartilago (tulang rawan), yang memungkinkan bervariasinya diameter
saluran pernapasan sesuai kebutuhan. Pembuluh darah dan jaringan limfoid
berfungsi sebagai pemberi zat makanan dan sistem pertahanan untuk dinding
bronkus.
Pada bronkiektasis, daerah dinding bronkus rusak dan mengalami
peradangan kronis, dimana sel bersilia rusak dan pembentukan lendir meningkat.
Ketegangan dinding bronkus yang normal juga hilang. Area yang terkena menjadi
lebar dan lemas dan membentuk kantung yang menyerupai balon kecil. Penambahan
lendir menyebabkan kuman berkembang biak, yang sering menyumbat bronkus dan
memicu penumpukan sekresi yang terinfeksi dan kemudian merusak dinding bronkus.
Peradangan dapat meluas ke kantong udara kecil (alveoli) dan menyebabkan
bronkopneumonia, jaringan parut dan hilangnya fungsi jaringan paru-paru. Pada
kasus yang berat, jaringan parut dan hilangnya pembuluh darah paru-paru dapat
melukai jantung.
Peradangan dan peningkatan pembuluh darah pada dinding bronkus juga
dapat menyebabkan batuk darah. Penyumbatan pada saluran pernapasan yang rusak
dapat menyebabkan rendahnya kadar oksigen dalam darah.
Penyebab,
Batuk menahun bisa disebabkan oleh:
Infeksi pernapasan, Campak, Pertusis, Infeksi adenovirus, Infeksi
bakteri contohnya Klebsiella, Staphylococcus atau Pseudomonas br>-
Influenza, Tuberkulosa, Infeksi jamur, Infeksi mikoplasma, Penyumbatan bronkus,
Benda asing yang terisap, Pembesaran kelenjar getah bening, Tumor paru,
Sumbatan oleh lendir, Cedera penghirupan, Cedera karena asap, gas atau partikel
beracun, Menghirup getah lambung dan partikel makanan, Keadaan genetik,
Fibrosis kistik, Diskinesia silia, termasuk sindroma Kartagener, Kekurangan
alfa-1-antitripsin, Kelainan imunologik , Sindroma kekurangan imunoglobulin,
Disfungsi sel darah putih, Kekurangan koplemen, Kelainan autoimun atau
hiperimun tertentu seperti rematoid artritis, kolitis ulserativa
Keadaan lain :
Penyalahgunaan obat (misalnya heroin), Infeksi HIV, Sindroma Young
(azoospermia obstruktif), Sindroma Marfan.
Pengobatan,
Tujuan dari pengobatan adalah mengendalikan infeksi dan pembentukan
dahak,membebaskan penyumbatan saluran pernapasan serta mencegah
komplikasi.Drainase postural yang dilakukan secara teratur setiap hari,
merupakan bagian dari pengobatan untuk membuang dahak. Seorang terapis
pernapasan bisa mengajarkan cara melakukan drainase postural dan batuk yang
efektif.Untuk mengatasi infeksi seringkali diberikan antibiotik, bronkodilator
Dan ekspektoran.
Pengangkatan paru melalui pembedahan dilakukan pada penderita yang tidak
memberikan respon terhadap pemberian obat atau pada penderita yang mengalami
perdarahan hebat.
Pencegahan,
·
Imunisasi campak dan pertusis pada masa kanak-kanak membantu menurunkan
angka kejadian bronkiektasis.
·
Vaksin influenza berkala membantu mencegah kerusakan bronkus oleh virus
flu. Vaksin pneumokok membantu mencegah komplikasi berat dari pneumonnia
pneumokok.
·
Minum antibiotik dini saat infeksi juga mencegah bronkiektasis atau
memburuknya penyakit.
·
Pengobatan dengan imunoglobulin pada sindroma kekurangan imunoglobulin
mencegah infeksi berulang yang telah mengalami komplikasi.
·
Penggunaan anti peradangan yang tepat (seperti kortikosteroid), terutama
pada penderita bronkopneumonia alergika aspergilosis, bisa mencegah kerusakan
bronkus yang akan menyebabkan terjadinya bronkiektasis.
·
Menghindari udara beracun, asap (termasuk asap rokok) dan serbuk yang
berbahaya (seperti bedak atau silika) juga mencegah bronkiektasis atau
mengurangi beratnya penyakit.
·
Masuknya benda asing ke saluran pernapasan dapat dicegah dengan: -
memperhatikan apa yang dimasukkan anak ke dalam mulutnya - menghindari
kelebihan dosis obat dan alkohol - mencari pengobatan medis untuk gejala
neurologis (seperti penurunan kesadaran) atau gejala saluran pencernaan
(seperti regurgitasi atau batuk setelah makan).
·
Tetes minyak atau tetes mineral untuk mulut atau hidung jangan digunakan
menjelang tidur karena dapat masuk ke dalam paru.
·
Bronkoskopi dapat digunakn untuk menemukan dan mengobati penyumbatan
bronkus sebelum timbulnya kerusakan yang berat.
4. Penyakit Batuk rejan
Penyakit Batuk rejan atau juga
dikenali sebagai "pertusis" atau dalam bahasa Inggris Whooping Cough
adalah satu penyakit menular. Di dunia terjadi sekitar 30 sampai 50 juta kasus
per tahun, dan menyebabkan kematian pada 300.000 kasus (data dari WHO).
Penyakit ini biasanya terjadi pada anak berusia di bawah 1 tahun. 90 persen
kasus ini terjadi di negara berkembang.
Penyebab,
penyakit ini biasanya disebabkan oleh bacterium Bordetella namun tidak
jarang diakibatkan oleh B. Parapertussis.
Pengobatan,
Jika penyakitnya berat, penderita biasanya dirawat di rumah sakit.
Mereka ditempatkan di dalam kamar yang tenang dan tidak terlalu terang.
Keributan bisa merangsang serangan batuk. Bisa dilakukan pengisapan lendir dari
tenggorokan. Pada kasus yang berat, oksigen diberikan langsung ke paru-paru
melalui selang yang dimasukkan ke trakea. Untuk menggantikan cairan yang hilang
karena muntah dan karena bayi biasanya tidak dapat makan akibat batuk, maka
diberikan cairan melalui infus. Gizi yang baik sangat penting, dan sebaiknya
makanan diberikan dalam porsi kecil tetapi sering. Untuk membasmi bakteri,
biasanya diberikan antibiotik eritromycin.
Pencegahan,
Imunisasi pada usia 2, 4, 6, dan 18 bulan dan 4-6 tahun. Diharapkan
kemugkinan terkenanya pertusis akan makin rendah dengan diberikan nya
imunisasi, dan gejala penyakit pun tidak akan seberat kalau tanpa diberikannya
imunisasi.
5. Bronkitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada
bronkus (saluran udara ke paru-paru).
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya
penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa
bersifat serius.
Penyebab,
Bronkitis infeksiosa disebabkan oleh virus, bakteri dan organisme yang
menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia)
Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita
penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa
merupakan akibat dari:
Sinusitis kronis, Bronkiektasis, Alergi
Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
Berbagai jenis debu, Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut
organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida dan bromin, Polusi udara
yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida, Tembakau dan rokok
lainnya.
Pengobatan,
Untuk mengurangi demam dan rasa tidak enak badan, kepada penderita
dewasa bisa diberikan aspirin atau acetaminophen; kepada anak-anak sebaiknya
hanya diberikan acetaminophen. Dianjurkan untuk beristirahat dan minum banyak
cairan.
6. Faringitis
Faringitis (dalam bahasa
Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok
atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.
Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, disebabkan daya tahan
yang lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena
kuman. Kadangkala makan makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak,
disertai dengan vitamin bisa menolong.
Gejala radang tenggorokan seringkali merupakan
pratanda penyakit flu atau pilek.
faringitis ada yang akut dan kronis,
Faringitis akut, radang tenggorok yang masih baru, dengan gejala nyeri
tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk.
Faringitis kronis, radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu
yang lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang
mengganjal di tenggorok.
7. Infeksi Saluran Napas Atas
Infeksi saluran napas atas dalam bahasa
Indonesia juga di kenal sebagai ISPA (Infeksi Saluran naPas Atas) atau URI
dalam bahasa Inggris adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran
pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring.
Penyembuhan,
Penyembuhannya melalui terapi. Terapi yg diberikan pada penyakit ini
biasanya pemberian antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus
yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian obat obatan terapeutik,
pemberian antibiotik dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini dibandingkan
hanya pemberian obat obatan symptomatic, selain itu dengan pemberian antibiotik
dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial, pemberian, pemilihan
antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi
resistensi kuman/baterial di kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yg sudah
berlanjut dengan gejala dahak dan ingus yg sudah menjadi hijau, pemberian
antibiotik merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah
ada bakteri yg terlibat.
8. Influensa
Influensa, biasanya dikenali sebagai flu
di masyarakat, adalah penyakit menular burung dan mamalia yang disebabkan oleh
virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influensa). Penyakit ini
ditularkan dengan medium udara melalui bersin dari si penderita. Pada manusia,
gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung
tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak badan.
Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan terjadinya
pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak dan orang
berusia lanjut.
Pencegahan,
Sebagian besar virus influensa disebarkan melalui kontak langsung.
Seseorang yang menutup bersin dengan tangan akan menyebarkan virus ke orang
lain. Virus ini dapat hidup selama berjam-jam dan oleh karena itu cucilah
tangan sesering mungkin dengan sabun
Minumlah yang banyak karena air berfungsi untuk
membersihkan racun
Hiruplah udara segar secara teratur terutama ketika
dalam cuaca sejuk
Cobalah bersantai agar anda dapat mengaktifkan sistem kekebalan tubuh
karena dengan bersantai dapat membantu sistem kekebalan tubuh merespon terhadap
virus influensa
Kaum lanjut usia atau mereka yang mengidap penyakit kronis dianjurkan
diimunisasi. Namun perlu adanya alternatif lain dalam mengembangkan imunitas
dalam tubuh sendiri, melalui makanan yang bergizi dan menjahui potensi-potensi
yang menyebabkan influensa
Sejumlah penelitian membuktikan bahwa dengan mengkonsumi 200 ml yoghurt
rendah lemak per hari mampu mencegah 25% peluang terkena influensa dikarenakan
yoghurt mengandung banyak laktobasilus
9. Paru-paru hitam
Paru-paru hitam adalah suatu
penyakit paru-paru yang disebabkan karena menghirup debu batubara dalam jangka
panjang. Penyakit ini dikenal juga dengan sebutan pneumokoniosis pekerja
batubara, dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu simplek dan komplikata. Tipe
simplek biasanya bersifat ringan, sedangkan tipe komplikata bisa berakibat
fatal.
Penyebab,
Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam
jangka waktu yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian
paru-paru hitam, tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi
paru-paru. Resiko menderita paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan
luasnya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena
berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000 orang.
Pengobatan,
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati
komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi
gangguan pernafasan, maka diberikan bronkodilator dan ekspektoran.
Tetapi adalah penting untuk menghindari pemaparan
lebih lanjut.
Pencegahan,
Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada
lingkungan kerja. Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto
dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal.
Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke daerah
dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis
masif progresif.
10. Difteri
Difteri adalah penyakit akibat
terjangkit bakteri yang bersumber dari Corynebacterium diphtheriae (C.
diphtheriae). Penyakit ini menyerang bagian atas mukosa saluran pernapasan dan
kulit yang terluka. Tanda-tanda yang dapat dirasakan ialah sakit tekak dan
demam secara tiba-tiba disertai tumbuhnya membran kelabu yang menutupi tonsil
serta bagian saluran pernapasan.
Penyebab,
Pembawa kuman ini adalah manusia sendiri dan amat sensitif pada
faktor-faktor alam sekitar seperti kekeringan, kepanasan dan sinar matahari.
Difteri disebarkan dari kulit, saluran pernapasan dan sentuhan dengan penderita
difteri itu sendiri. Tingkat kematian akibat difteri paling tinggi di kalangan
bayi dan orang tua dan kematian biasanya terjadi dalam masa tiga hingga empat
hari.
Pengobatan,
Perawatan bagi penyakit ini termasuk antitoksin difteri, yang melemahkan
toksin dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman
dan menghentikan pengeluaran toksin.
Pencegahan,
Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak,
remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan
suntikan booster setiap 10 tahun.
Pengikut
Arsip Blog
Mengenai Saya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar